Selasa, 14 Juni 2016

Pengenalan Morfologi Tanaman Dataran Rendah (mata kuliah bahasa indonesia)

Pengenalan Morfologi Tanaman Dataran Rendah

Rahmah Raisha Fadliyah
151510601108 / I

Abstrak
Karya ilmiah berjudul pengenalan morfologi tanaman dataran rendah akan membahas ciri morfologi tanaman yang dapat tumbuh dan jenis-jenis tanaman yang terdapat di dataran rendah, sehingga kita dapat mengetahui tingkat kekerabatan secara taksonomi berdasarkan sifat kemiripan tanaman. Dalam bidang pertanian, ketinggian suatu tempat atau topografi berpengaruh terhadap tanaman yang dapat di budidayakan. Beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman adalah perbedaan solum tanah, temperature suhu, kelembaban dan fisiografinya. Dalam karya ilmiah ini akan memberikan gambaran bagaimana morfologi dari tanaman yang hidup di dataran rendah di Indonesia. Barbagai macam ciri morfologi dari tanaman dataran rendah memiliki beberapa perbedaan dengan tanaman yang tumbuh di dataran tinggi. Dalam karya ilmiah ini morfologi tanaman dataran rendah yang digunakan adalah jagung dan padi, kedua tanaman ini memiliki morfologi yang sama karena kedua tanaman ini memiliki morfologi daun, akar dan biji yang mirip. Tanaman dataran rendah umumnya tahan akan cuaca panas dan jumlah curah hujan yang sedikit dibanding dengan tanaman yang tumbuh di dataran tinggi, dari sinilahmuncul perbedaan antara morfologi tanaman dataran rendah dan tinggi.

Pendahuluan
Indonesia merupakan negara kepulauan dengan bentang wilayah pantai yang sangat luas dan bentuk wilayah yang bermacam-macam. Hal ini berpengaruh besar terhadap suatu jenis tanaman yang hidup di suatu wilayah, baik dataran rendah maupun tinngi. Secara umum, klasifikasi wilayah berdasarkan ketinggian suatu wilayah dibagi menjadi 3, yaitu dataran rendah, dataran sedang dan dataran tinggi. Dataran rendah merupakan suatu wilayah hamparan lahan yang memiliki ketinggian kurang dari 1000 meter diatas permukaan laut
Di Indonesia banyak dijumpai dataran rendah, misalnya pantai timur Sumatera, pantai utara Jawa Barat, pantai selatan Kalimantan, Irian Jaya bagian barat, dan lain-lain. Dataran rendah terjadi akibat proses sedimentasi. Di Indonesia dataran rendah umumnya hasil sedimentasi sungai. Dataran rendah ini disebut dataran aluvial. Dataran aluvial biasanya berhadapan dengan pantai landai atau laut dangkal. Dataran ini biasanya tanahnya subur, sehingga penduduknya lebih padat bila dibandingkan dengan daerah pegunungan
Pengenalan morfologi tanaman yang dapat tumbuh di dataran rendah akan memberikan gambaran bahwa setiap tanaman mempunyai karakter, ciri, sifat, dan morfologi yang berbeda dengan dataran tinggi. Dengan kondisi lingkungan yang sesuai dengan habitatnya, tanaman akan tumbuh dan berkembang dengan baik. Faktor-faktor fisiologi tanaman meliputi iklim, kondisi solum tanah, kesuburan, ada tidaknya hama dan penyakit, serta curah hujan di lingkungan tersebut. Faktor-faktor tersebut menentukan morfologi tanaman yang dapat tumbuh dan jenis-jenis tanaman yang terdapat di dataran rendah, sehingga kita dapat mengetahui tingkat kekerabatan secara taksonomi berdasarkan sifat kemiripan tanaman. Analisis keragaman suatu populasi tanaman dapat dilakukan baik terhadap karakter morfologis yaitu dengan pengamatan langsung terhadap fenotipe tanaman atau juga melalui penggunaan penanda tertentu (Sudre et al., dalam Indhirawati dkk. 2015)
Pembagian tanaman berdasarkan iklim mikronya terbagi atas daerah panas atau tropis yang memiliki ketinggian 0-600m dpl dengan suhu berkisar antara 26,3o C – 22o C dan tanaman yang cocok ditanam di daerah ini adalah padi, jagung, kopi, tembakau, tebu, karet kelapa, coklat dan masih banyak lagi. Daerah sedang atau medium dengan ketinggian 600-1500m dpl dengan suhu berkisar antara 22o C - 17,1o C cocok ditanami tanaman seperti pada daerah tropis namun mulai dapat dikembangkan sayur-sayuran dan kina. Perbedaan suhulah yang menyebabkan perbedaan tanaman apa saja yang dapat ditanam di daerah-daerah tersebut. Perbedaan tanaman ini juga membuat tanaman yang berhabitat di dataran tinggi tidak akan bisa hidup di daerah dengan topografi lebih rendah terkecuali jika dilakukan rekayasa genetika terhadap tanman tersebut.

Pengertian Morfologi
Morfologi tumbuhan merupakan ilmu yang mempelajari bentuk fisik dan struktur tubuh dari tumbuhan, morfologi berasal dari bahasa Latin morphus yang berarti wujud atau bentuk, dan logos yang berarti ilmu. Morfologi tumbuhan berbeda dengan  anatomi tumbuhan yang secara khusus mempelajari struktur internal tumbuhan pada tingkat mikroskopis. Morfologi tumbuhan berguna untuk mengidentifikasi tumbuhan secara visual, dengan begitu keragaman tumbuhan yang sangat besar dapat dikenali dan diklasifikasikan serta diberi nama yang tepat untuk setiap kelompok yang terbentuk, ilmu yang mempelajari klasifikasi serta pemberian nama tumbuhan adalahtaksonomi tumbuhan
Morfologi tumbuhan tidak hanya menguraikan bentuk dan susunan tubuh tumbuhan saja, tetapi juga untuk menentukan fungsi dari masing-masing bagian dalam kehidupan tumbuhan, dan selanjutnya juga berusaha mengetahui dari mana asal dan susunan tubuh yang terbentuk. Informasi morfologi dibutuhkan dalam pemahaman siklus hidup, penyebaran geografis, ekologi, evolusi, konservasi, serta pendefinisian spesies. Uji karakter morfologi tanaman dimaksudkan untuk mengetahui keragaman morfologi kultivar dari tanaman. Dilakukan pengamatan visual terhadap tinggi tanaman, bentuk daun, diameter batang, panjang daun, lebar daun, dan umur berbunga (Yusran dan Maemunah.2011)

Pengertian Dataran Rendah
Dataran rendah adalah suatu daerah yang memiliki ketinggian tanah yang diukur dari permukaan laut relatif rendah. Ketinggiannya kurang dari 200 meter dari permukaan laut. Suhu di dataran rendah ini berkisar antara 23°C sampai dengan 28C. Kondisi  lingkungan suatu daerah akan mempengangaruhi jenis tumbuhan yang hidup didalamnya. Suatu daerah yang berbeda kondisi lingkungannya juga pasti berbeda jenis tumbuhan yang hidup didalam lingkungan tersebut karena kondisi lingkungan sangat berpengaruh pada morfologi suatu tanaman. Bentuk penyesuaian tanaman terhadap lingkungannya dapat dilihat dari bentuk morfologi tanaman tersebut. Tanaman yang tidak dapat menyesuaikan terhadap lingkungannya dalam jangka waktu tertentu akan mati. Atau biasa dikenal dengan proses seleksi alam.
Subagyo dalam wahyu dkk (2013) mengungkapkan bahwa didaerah tropis, ketinggian tempat tanam memberi pengaruh positif terhadap tinggi tanaman dan panjang tanaman. Penyebabnya adalah perbedaan suhu, iklim mikro, intensitas cahaya, kondisi solum tanah, dan lainnya. Tanaman pangan memang sangat cocok di tanam di dataran rendah karena faktor-faktor tersebut.
Kondisi iklim yang bervariasi dan garis pantai yang panjang telah mengakibatkan keragaman flora. keragaman tersebut menentukan morfologi tanaman yang tumbuh dan macam-macam tanaman yang dapat hidup di dataran rendah, sehingga kita dapat mengetahui tingkat kekerabatan secara taksonomi berdasarkan sifat kemiripan tanaman. Pembagian taksonomi juga mempermudah dalam pembagian spesies tanaman yang di bumi ini(Shah and Thivakaran, 2011)

Morfologi Tanaman Jagung
Nama latin: (Zea mays L.) Jagung adalah tanaman semusim yang mengambil masa lebih kurang 3 bulan untuk matang. Jagung memiliki akar sokong pada pangkal batang menolong menyokong pokok. Batangnya runggal, berbentuk silinder, panjang dan ditutupi dengan upih daun dan mempunyai buku yang lebih rapat dekat pada pangkal. Daun tirus dan panjang dengan urat yang selari. Rambut jagung (jambak bunga jantan) yang terdapat di hujung batang pokok menghasilkan biji-biji debunga sebelum bunga betina matang. Tongkol yang terdapat di ketiak daun pokok matang mengandungi biji benih jagung. Jambak bunga betina (stil) yang panjang dan berupa sutera terdapat di tongkol muda dan menerima cepu bunga jantan. Pembuahannya dibantu oleh angin. Biji atau kernal mengandungi tiga bahagian yaitu, perikarpa, endosperma dan embrio. Habitat Tanaman jagung sebagai tanaman budidaya, sebagai sayuran, hidup pada tanah lembab pada  dataran rendah hingga 500 M di permukaan laut.

Morfologi Tanaman Padi
Nama latin: (Oryza sativa) System pucuk terdapat batang dan daun yang melekat pada buku atau internodus. Pada ujung batang keluar kuncup atau bunga terminal. Bunga ini terdapat putik dan benang sari sehingga dapat terjadi  pembuahan, bunga akan menjadi buah. berakar serabut atau monokotil. Deskripsi tanaman padi termasuk dalam suku padi-padian atau Poaceae (sinonim
Graminae atau Glumiflorae). Sejumlah ciri suku (familia) ini juga menjadi ciri padi, misalnya daun berbentuk lanset (sempit memanjang), urat daun sejajar, tepi daun rata (integer), ujung daun runcing (acutus), permukaan daun kasar dan berbulu,memiliki pelepah daun, bunga tersusun sebagai bunga majemuk dengan satuan bunga berupa floret, floret tersusun dalam spikelet, khusus untuk padi satu spikelet hanya memiliki satu floret, buah dan biji sulit dibedakan karena merupakan bulir (Ing. grain) atau kariopsis. Habitatnya sebagai tanaman budidaya, sebagai makanan pokok, hidup pada tanah lembab dan becek pada dataran rendah hingga 100 M di permukaan laut

Penutup
Tanaman dataran rendah mempunyai ciri morfologi yang berbeda dengan dataran tinggi. Temperature suhu dipermukaan dataran rendah, solum tanah, kelembaban dan ilkim mikro yang menjadikan hanya beberapa jenis tanaman saja yang dapat hidup dan berkembang. Tanaman dataran rendah umumnya termasuk kedalam tanaman pangan seperti jagung , padi, kedelai dan lain-lain. Tanaman-tanaman tersebut dapat tumbuh di dataran rendah karena dapat bertahan hidup dan tetap tumbuh pada daerah yang jumlah intensitas hujannya sedikit

Daftar pustaka
Indhirawati R., A. Purwantoro dan Panjisakti Basunanda. 2015.  Karakterisasi Morfologi dan Molekuler Jagung Berondong Stroberi dan Kuning (Zea mays L. Kelompok Everta). Vegetalika Vol.4 No.1, : 102 - 114

Shah, J  And G. A. Thivakaran. 2013. Germination and Growth Performance of Commiphora Wightii and Acacia Senegal Under Different Salinity From Arid Coast Of Kachchh, Gujarat. Research in Science & Technology, 2(7):51-61

Wahyu, Y., A. P.  Samosir dan  S. G.  Budiarti. 2013. Adaptabilitas Genotipe Gandum Introduksi di Dataran Rendah. Agrohorti, 1(1) :1–6.

Yusran dan Maemunah. 2011. Karakterisasi Morfologi Varietas Jagung Ketan di Kecamatan Ampana Kota Kabupaten Tojo Una-Una. Agroland, 18 (1) : 36 – 42.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar