Pengenalan
Morfologi Tanaman Dataran Rendah
Rahmah Raisha Fadliyah
151510601108 / I
Abstrak
Karya
ilmiah berjudul pengenalan morfologi tanaman dataran rendah akan membahas ciri
morfologi tanaman yang dapat tumbuh dan jenis-jenis tanaman yang terdapat di
dataran rendah, sehingga kita dapat mengetahui tingkat kekerabatan secara
taksonomi berdasarkan sifat kemiripan tanaman. Dalam bidang pertanian,
ketinggian suatu tempat atau topografi berpengaruh terhadap tanaman yang dapat
di budidayakan. Beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman adalah
perbedaan solum tanah, temperature suhu, kelembaban dan fisiografinya. Dalam
karya ilmiah ini akan memberikan gambaran bagaimana morfologi dari tanaman yang
hidup di dataran rendah di Indonesia. Barbagai macam ciri morfologi dari
tanaman dataran rendah memiliki beberapa perbedaan dengan tanaman yang tumbuh
di dataran tinggi. Dalam karya ilmiah ini morfologi tanaman dataran rendah yang
digunakan adalah jagung dan padi, kedua tanaman ini memiliki morfologi yang
sama karena kedua tanaman ini memiliki morfologi daun, akar dan biji yang
mirip. Tanaman dataran rendah umumnya tahan akan cuaca panas dan jumlah curah
hujan yang sedikit dibanding dengan tanaman yang tumbuh di dataran tinggi, dari
sinilahmuncul perbedaan antara morfologi tanaman dataran rendah dan tinggi.
Pendahuluan
Indonesia
merupakan negara kepulauan dengan bentang wilayah pantai yang sangat luas dan
bentuk wilayah yang bermacam-macam. Hal ini berpengaruh besar terhadap suatu
jenis tanaman yang hidup di suatu wilayah, baik dataran rendah maupun tinngi.
Secara umum, klasifikasi wilayah berdasarkan ketinggian suatu wilayah dibagi
menjadi 3, yaitu dataran rendah, dataran sedang dan dataran tinggi. Dataran
rendah merupakan suatu wilayah hamparan lahan yang memiliki ketinggian kurang
dari 1000 meter diatas permukaan laut
Di Indonesia
banyak dijumpai dataran rendah, misalnya pantai timur Sumatera, pantai utara
Jawa Barat, pantai selatan Kalimantan, Irian Jaya bagian barat, dan lain-lain.
Dataran rendah terjadi akibat proses sedimentasi. Di Indonesia dataran rendah
umumnya hasil sedimentasi sungai. Dataran rendah ini disebut dataran aluvial.
Dataran aluvial biasanya berhadapan dengan pantai landai atau laut dangkal.
Dataran ini biasanya tanahnya subur, sehingga penduduknya lebih padat bila
dibandingkan dengan daerah pegunungan
Pengenalan morfologi
tanaman yang dapat tumbuh di dataran rendah akan memberikan gambaran bahwa
setiap tanaman mempunyai karakter, ciri, sifat, dan morfologi yang berbeda
dengan dataran tinggi. Dengan kondisi lingkungan yang sesuai dengan habitatnya,
tanaman akan tumbuh dan berkembang dengan baik. Faktor-faktor fisiologi tanaman
meliputi iklim, kondisi solum tanah, kesuburan, ada tidaknya hama dan penyakit,
serta curah hujan di lingkungan tersebut. Faktor-faktor tersebut menentukan
morfologi tanaman yang dapat tumbuh dan jenis-jenis tanaman yang terdapat di
dataran rendah, sehingga kita dapat mengetahui tingkat kekerabatan secara
taksonomi berdasarkan sifat kemiripan tanaman. Analisis keragaman suatu
populasi tanaman dapat dilakukan baik terhadap karakter morfologis yaitu dengan
pengamatan langsung terhadap fenotipe tanaman atau juga melalui penggunaan
penanda tertentu (Sudre et al., dalam
Indhirawati dkk. 2015)
Pembagian
tanaman berdasarkan iklim mikronya terbagi atas daerah panas atau tropis yang
memiliki ketinggian 0-600m dpl dengan suhu berkisar antara 26,3o C –
22o C dan tanaman yang cocok ditanam di daerah ini adalah padi,
jagung, kopi, tembakau, tebu, karet kelapa, coklat dan masih banyak lagi.
Daerah sedang atau medium dengan ketinggian 600-1500m dpl dengan suhu berkisar
antara 22o C - 17,1o C cocok ditanami tanaman seperti
pada daerah tropis namun mulai dapat dikembangkan sayur-sayuran dan kina.
Perbedaan suhulah yang menyebabkan perbedaan tanaman apa saja yang dapat
ditanam di daerah-daerah tersebut. Perbedaan tanaman ini juga membuat tanaman
yang berhabitat di dataran tinggi tidak akan bisa hidup di daerah dengan
topografi lebih rendah terkecuali jika dilakukan rekayasa genetika terhadap
tanman tersebut.
Pengertian
Morfologi
Morfologi tumbuhan merupakan ilmu yang mempelajari bentuk fisik dan struktur
tubuh dari tumbuhan, morfologi berasal dari bahasa Latin morphus yang berarti wujud atau bentuk, dan logos yang berarti ilmu. Morfologi tumbuhan
berbeda dengan anatomi
tumbuhan yang secara
khusus mempelajari struktur internal tumbuhan pada tingkat mikroskopis.
Morfologi tumbuhan berguna untuk mengidentifikasi tumbuhan secara visual,
dengan begitu keragaman tumbuhan yang sangat besar dapat dikenali dan diklasifikasikan serta diberi nama yang tepat untuk setiap kelompok yang
terbentuk, ilmu yang mempelajari klasifikasi serta pemberian nama tumbuhan
adalahtaksonomi tumbuhan
Morfologi tumbuhan tidak
hanya menguraikan bentuk dan susunan tubuh tumbuhan saja, tetapi juga untuk
menentukan fungsi dari masing-masing bagian dalam kehidupan tumbuhan, dan
selanjutnya juga berusaha mengetahui dari mana asal dan susunan tubuh yang
terbentuk. Informasi morfologi
dibutuhkan dalam pemahaman siklus hidup, penyebaran geografis, ekologi, evolusi, konservasi,
serta pendefinisian spesies. Uji karakter morfologi tanaman dimaksudkan untuk
mengetahui keragaman morfologi kultivar dari tanaman. Dilakukan pengamatan
visual terhadap tinggi tanaman, bentuk daun, diameter batang, panjang daun,
lebar daun, dan umur berbunga (Yusran
dan Maemunah.2011)
Pengertian
Dataran Rendah
Dataran rendah
adalah suatu daerah yang memiliki ketinggian tanah yang diukur dari permukaan
laut relatif rendah. Ketinggiannya kurang dari 200 meter dari permukaan laut.
Suhu di dataran rendah ini berkisar antara 23°C sampai dengan 28
C.
Kondisi lingkungan suatu daerah akan
mempengangaruhi jenis tumbuhan yang hidup didalamnya. Suatu daerah yang berbeda
kondisi lingkungannya juga pasti berbeda jenis tumbuhan yang hidup didalam
lingkungan tersebut karena kondisi lingkungan sangat berpengaruh pada morfologi
suatu tanaman. Bentuk penyesuaian tanaman terhadap lingkungannya dapat dilihat
dari bentuk morfologi tanaman tersebut. Tanaman yang tidak dapat menyesuaikan
terhadap lingkungannya dalam jangka waktu tertentu akan mati. Atau biasa
dikenal dengan proses seleksi alam.

Subagyo dalam wahyu dkk (2013) mengungkapkan
bahwa didaerah tropis, ketinggian tempat tanam memberi pengaruh positif terhadap
tinggi tanaman dan panjang tanaman. Penyebabnya adalah perbedaan suhu, iklim
mikro, intensitas cahaya, kondisi solum tanah, dan lainnya. Tanaman pangan
memang sangat cocok di tanam di dataran rendah karena faktor-faktor tersebut.
Kondisi iklim
yang bervariasi dan garis pantai yang panjang telah mengakibatkan keragaman
flora. keragaman tersebut menentukan morfologi tanaman yang tumbuh dan
macam-macam tanaman yang dapat hidup di dataran rendah, sehingga kita dapat
mengetahui tingkat kekerabatan secara taksonomi berdasarkan sifat kemiripan
tanaman. Pembagian taksonomi juga mempermudah dalam pembagian spesies tanaman
yang di bumi ini(Shah and
Thivakaran, 2011)
Morfologi Tanaman Jagung
Nama latin: (Zea mays L.) Jagung adalah tanaman
semusim yang mengambil masa lebih kurang 3 bulan untuk matang. Jagung memiliki
akar sokong pada pangkal batang menolong menyokong pokok. Batangnya runggal,
berbentuk silinder, panjang dan ditutupi dengan upih daun dan mempunyai buku
yang lebih rapat dekat pada pangkal. Daun tirus dan panjang dengan urat yang
selari. Rambut jagung (jambak bunga jantan) yang terdapat di hujung batang
pokok menghasilkan biji-biji debunga sebelum bunga betina matang. Tongkol yang
terdapat di ketiak daun pokok matang mengandungi biji benih jagung. Jambak
bunga betina (stil) yang panjang dan berupa sutera terdapat di tongkol muda dan
menerima cepu bunga jantan. Pembuahannya dibantu oleh angin. Biji atau kernal
mengandungi tiga bahagian yaitu, perikarpa, endosperma dan embrio. Habitat Tanaman
jagung sebagai tanaman budidaya, sebagai sayuran, hidup pada tanah lembab pada dataran rendah hingga 500 M di permukaan laut.
Morfologi Tanaman Padi
Nama latin: (Oryza
sativa) System pucuk terdapat batang dan daun yang melekat pada buku atau
internodus. Pada ujung batang keluar kuncup atau bunga terminal. Bunga ini
terdapat putik dan benang sari sehingga dapat terjadi pembuahan, bunga akan menjadi buah. berakar
serabut atau monokotil. Deskripsi tanaman padi termasuk dalam suku padi-padian
atau Poaceae (sinonim
Graminae atau Glumiflorae). Sejumlah ciri suku
(familia) ini juga menjadi ciri padi, misalnya daun berbentuk lanset (sempit
memanjang), urat daun sejajar, tepi daun rata (integer), ujung daun runcing
(acutus), permukaan daun kasar dan berbulu,memiliki pelepah daun, bunga
tersusun sebagai bunga majemuk dengan satuan bunga berupa floret, floret
tersusun dalam spikelet, khusus untuk padi satu spikelet hanya memiliki satu
floret, buah dan biji sulit dibedakan karena merupakan bulir (Ing. grain) atau
kariopsis. Habitatnya sebagai tanaman budidaya, sebagai makanan pokok, hidup
pada tanah lembab dan becek pada dataran rendah hingga 100 M di permukaan laut
Penutup
Tanaman
dataran rendah mempunyai ciri morfologi yang berbeda dengan dataran tinggi. Temperature
suhu dipermukaan dataran rendah, solum tanah, kelembaban dan ilkim mikro yang
menjadikan hanya beberapa jenis tanaman saja yang dapat hidup dan berkembang.
Tanaman dataran rendah umumnya termasuk kedalam tanaman pangan seperti jagung ,
padi, kedelai dan lain-lain. Tanaman-tanaman tersebut dapat tumbuh di dataran
rendah karena dapat bertahan hidup dan tetap tumbuh pada daerah yang jumlah
intensitas hujannya sedikit
Daftar
pustaka
Indhirawati R., A. Purwantoro dan Panjisakti Basunanda. 2015. Karakterisasi
Morfologi dan Molekuler Jagung Berondong Stroberi dan Kuning (Zea mays L.
Kelompok Everta). Vegetalika
Vol.4 No.1, : 102 - 114
Shah, J And
G. A. Thivakaran. 2013. Germination
and Growth Performance of Commiphora Wightii and Acacia Senegal Under Different
Salinity From Arid Coast Of Kachchh, Gujarat. Research in Science & Technology, 2(7):51-61
Wahyu, Y., A. P.
Samosir dan S. G. Budiarti. 2013. Adaptabilitas Genotipe Gandum
Introduksi di Dataran Rendah. Agrohorti, 1(1)
:1–6.
Yusran dan Maemunah. 2011. Karakterisasi
Morfologi Varietas Jagung Ketan di Kecamatan Ampana Kota Kabupaten Tojo
Una-Una. Agroland, 18 (1) : 36 – 42.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar