
ORGANISME PENGANGGU TANAMAN SETELAH PANEN PASCAPANEN DAN
PENYIMPANAN
TUGAS INDIVIDU
Diajukan
sebagai salah satu tugas mata kuliah Teknologi Panen dan Pasca Panen Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jember
Nama/NIM:
Rahmah
Raisha Fadliyah/151510601108
PROGRAM
STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
JEMBER
2017
PENDAHULUAN
Organisme pengganggu tanaman (OPT)
mengganggu tanaman padi mulai dari awal masa pertumbuhan sampai dengan panen
dan pasca panenBahan atau material tanaman yang disimpan dalam tempat
penyimpanan tidak
luput dari serangan hama dan penyakit. Organisme yang menyerang komoditi dalam
penyimpanan pada umumya terdiri dari golongan serangga, tikus, dan burung.
Serangga merupakan organisme yang paling banyak merusak pada material yang
disimpan. Sekitar 700.000 Jenis serangga, telah diketahui 100 Jenis yang
berasosiasi dengan komoditas bahan simpanan, dan sekitar 20 jenis diantaranya
merupakan hama yang hidup dan berkembang biak pada bahan simpanan sehingga
dapat merusak bahan simpanan. Jenis serangga hama pasca panen yang menyerang
bahan bij-bijian atau bahan material lain yang disimpan dalam gudang akan
dijelaskan pada bagian pembahasan. Kerusakan pada bahan pasca panen atau bahan
simpanan disebut susut. Susut terjadi pada bahan simpanan akibat adanya
organisme penggangu ataupun faktor lain yang menyebabkan jumlah dan berat bahan
berkurang atau terjadi perubahan rasa, gizi dan bau sehingga nilai ekonominya
berkurang. Susut dapat digolongkan kedalam dua kelompok yakni susut kualitatif
dan susut kuantitatif. Kedua jenis susut ini sama pentingnya dalam penanganan
bahan pasca panen hasil pertanian atau bahan yang disimpan (Pranata dalam
Rimbing, 2015)
PEMBAHASAN
1.
Organisme Pengganggu Tanaman Padi


Gambar 1.2 Burung Pemakan Biji Padi Gambar
1.2 burung pemakan biji padi

Gambar 1.3 kutu beras
Organisme pengganggu tanaman (OPT)
yang mengganggu tanaman padi cukup menonjol sejak awal masa pertumbuhan sampai
dengan menjelang panen bahkan pasca panen. Gangguan atau serangan pada setiap tahap
pertumbuhan tanaman padi akan berpengaruh pada tingkat yang berbeda-beda mulai
dari penurunan hasil sampai puso.
Berdasarkan gambar 1.1 penyakit blas
(Pyricularia grisea) gejalanya dapat timbul pada daun, batang, malai, dan
gabah, tetapi yang umum adalah pada daun dan pada leher malai. Gejala pada daun
berupa bercak-bercak berbentuk seperti belah ketupat dengan ujung runcing.
Pusat bercak berwarna kelabu atau keputih-putihan dan biasanya memmpunyai tepi
coklat atau coklat kemerahan. Gejala penyakit blas yang khas adalah busuknya
ujung tangkai malai yang disebut busuk leher (neck rot). Tangkai malai yang
busuk mudah patah dan menyebabkan gabah hampa. Pada gabah yang sakit terdapat
bercak-bercak kecil yang bulat.
Berdasarkan gambar 1.2 0rganisme
pengganggu tanaman yang menyerang ketika beras hendak dipanen adalah burung.
Menurut Rainiyati (2013) burung merupakan salah satu hama penting pada tanaman
padi karena pada serangan berat dapat menyebakan kerugian yang cukup besar
bahkan gagal panen, Burung menyerang tanaman padi yang sudah dalam fase matang
susu sampai pemasakan biji (sebelum panen). Burung akan memakan langsung bulir
padi yang sedang menguning sehingga menyebabkan biji menjadi hampa dan biji
banyak yang hilang.
Berdasarkan gambar 1.3 kerusakan yang
diakibatkan oleh Sithophylus oryzae L. dapat tinggi pada keadaan tertentu
sehingga kualitas beras menurun. Biji-bijian hancur dan berdebu, dalam waktu
yang cukup singkat serangan hama dapat mengakibatkan perkembangan jamur,
sehingga produksi beras rusak total, bau apek yang tidak. enak dan tidak dapat
dikonsumsi. Serangan kumbang bubuk terkadang juga diikuti oleh serangan ulat
Corcyra cephalonica Stt. sehingga beras menjadi tambah hancur karena serangan
hama bubuk dan kelembaban tinggi akan meninggikan temperature maka cendawan pun
ikut menyerang hingga beras tambah rusak dan berbau busuk
- Organisme Penganggu Tanaman Jagung


Gambar 2.1 Larva O.
Furnacalis Gambar
2.2 Penggerek Tongkol Jagung

Gambar 2.1 S. zeamais
Berdasarkan gambar 2.1 Larva O. Furnacalis ini
mempunyai karakteristik kerusakan pada setiap bagian tanaman jagung yaitu
lubang kecil pada daun, lubang gorokan pada batang, bunga jantan atau pangkal
tongkol, batang dan tassel yang mudah patah, tumpukan tassel yang rusak.
Berdasarkan gambar 2.2 Imago betina akan
meletakkan telur pada silk jagung dan sesaat setelah menetas, larva kan
menginvasi masuk kedalam tongkol dann akan memakan biji yang sedang mengalami
perkembangan. Infestasi serangga ini akan menurunkan kualitas dan kuantitas
tongkol jagung.
Berdasarkan gambar 2.4 Hama bubuk jagung S. zeamais
tergolong ke dalam kingdom Animalia, filum Arthropoda, kelas Insekta, ordo
Coleoptera, subordo Polyphaga, family Curculionidae, subfamili Calandrinae,
genus Sitophilus Syn: Calandra, spesies Sitophilus zeamais (Motschulsky) (Kalshoven
dalam nonci dan muis, 2015) Sitophilus zeamais meletakkan telur pada biji
jagung sebelum dipanen maupun di gudang penyimpanan. Beberapa hari kemudian,
telur menetas menjadi larva dan makan bagian dalam biji jagung. Larva
menyelesaikan siklus hidupnya di dalam biji sehingga biji akan rusak (Pabbagge
et al dalam Nonci dan Muis, 2015)
- Organisme Penganggu Tanaman Pisang


Gambar 3.1 Ulat daun (Erienota thrax) Ulat bunga & buah (Nacoleila octasema.)

Gambar 3.3
Colletotrichum sp.
Berdasakan gambar 3.1 Ulat daun (Erienota thrax) menyerang bagian daun pada tanaman pisang. Gejala yang
ditimbulkan adalah daun menggulung seperti selubung & sobek hingga tulang
daun. Pengendalian dengan menggunakan insektisida yg cocok belum ada, dapat
dicoba dengan insektisida Malathion.
Berdasarkan gambar 3.2 Ulat bunga & buah
(Nacoleila octasema) Menyerang bagian bunga & buah. Gejalanya berupa
pertumbuhan buah abnormal, kulit buah berkudis. Adanya ulat sedikitnya 70 ekor
di tandan pisang. Pengendaliannya menggunakan
dengan menggunakan insektisida.
Berdasarkan gambar 3.3 pada penyimpanan, penyakit
penting yang perlu mendapat perhatian adalah antraknos yang disebabkan oleh
Colletotrichum sp. Antraknos menyebabkan penurunan kualitas buah pisang baik
pada saat penyimpanan maupun dalam pengiriman buah jarak jauh. Intensitas
kerusakan yang disebabkan oleh penyakit ini dapat mencapai 57%, sehingga
dapat dikatakan memiliki kontribusi kehilangan hasil cukup tinggi.
PENUTUP
Organisme penganggu tanaman selalu
ada pada setiap budidaya, pascapanen sampai kepada penyimpanan suatu komoditas.
Setiap organisme pengganggu tanaman berakibat pada penurunan kualitas maupun
kuantitas pada komoditas tersebut sehingga perlu adanya penangganan panen
maupun pascapanen agar hasil yang didapatkan oleh seorang petani dapat optimal.
DAFTAR PUSTAKA
Rainiyati. 2013. Pengaruh
Pemberian Kombinasi Pestisida Nabati Terhadap Hasil Tanaman Padi (Oryza Sativa
L.) Varietas Inpara-3 Secara SRI. Agroekoteknologi,
2(4):169-174
Rimbing. 2015. Keanekaragaman
Jenis Serangga Hama Pasca Panen Pada Beberapa Makanan Ternak Di Kabupaten
Bolaang Mongondow S.C. Jurnal Zootek,
35(1): 164 - 177
Tidak ada komentar:
Posting Komentar