Selasa, 16 Mei 2017

ORGANISME PENGANGGU TANAMAN SETELAH PANEN PASCAPANEN DAN PENYIMPANAN

Description: Description: Description: Description: Description: Description: Description: D:\logo unej.png 





ORGANISME PENGANGGU TANAMAN SETELAH PANEN PASCAPANEN DAN PENYIMPANAN


TUGAS INDIVIDU

Diajukan sebagai salah satu tugas mata kuliah Teknologi Panen dan Pasca Panen Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jember



Nama/NIM:
Rahmah Raisha Fadliyah/151510601108


















PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2017


PENDAHULUAN
Organisme pengganggu tanaman (OPT) mengganggu tanaman padi mulai dari awal masa pertumbuhan sampai dengan panen dan pasca panenBahan atau material tanaman yang disimpan dalam tempat penyimpanan tidak luput dari serangan hama dan penyakit. Organisme yang menyerang komoditi dalam penyimpanan pada umumya terdiri dari golongan serangga, tikus, dan burung. Serangga merupakan organisme yang paling banyak merusak pada material yang disimpan. Sekitar 700.000 Jenis serangga, telah diketahui 100 Jenis yang berasosiasi dengan komoditas bahan simpanan, dan sekitar 20 jenis diantaranya merupakan hama yang hidup dan berkembang biak pada bahan simpanan sehingga dapat merusak bahan simpanan. Jenis serangga hama pasca panen yang menyerang bahan bij-bijian atau bahan material lain yang disimpan dalam gudang akan dijelaskan pada bagian pembahasan. Kerusakan pada bahan pasca panen atau bahan simpanan disebut susut. Susut terjadi pada bahan simpanan akibat adanya organisme penggangu ataupun faktor lain yang menyebabkan jumlah dan berat bahan berkurang atau terjadi perubahan rasa, gizi dan bau sehingga nilai ekonominya berkurang. Susut dapat digolongkan kedalam dua kelompok yakni susut kualitatif dan susut kuantitatif. Kedua jenis susut ini sama pentingnya dalam penanganan bahan pasca panen hasil pertanian atau bahan yang disimpan (Pranata dalam Rimbing, 2015)

PEMBAHASAN
1.      Organisme Pengganggu Tanaman Padi
         Image result for burung pemakan biji padi
Gambar 1.2 Burung Pemakan Biji Padi                  Gambar 1.2 burung pemakan biji padi
Image result for kutu beras 
Gambar 1.3 kutu beras
Organisme pengganggu tanaman (OPT) yang mengganggu tanaman padi cukup menonjol sejak awal masa pertumbuhan sampai dengan menjelang panen bahkan pasca panen. Gangguan atau serangan pada setiap tahap pertumbuhan tanaman padi akan berpengaruh pada tingkat yang berbeda-beda mulai dari penurunan hasil sampai puso.
Berdasarkan gambar 1.1 penyakit blas (Pyricularia grisea) gejalanya dapat timbul pada daun, batang, malai, dan gabah, tetapi yang umum adalah pada daun dan pada leher malai. Gejala pada daun berupa bercak-bercak berbentuk seperti belah ketupat dengan ujung runcing. Pusat bercak berwarna kelabu atau keputih-putihan dan biasanya memmpunyai tepi coklat atau coklat kemerahan. Gejala penyakit blas yang khas adalah busuknya ujung tangkai malai yang disebut busuk leher (neck rot). Tangkai malai yang busuk mudah patah dan menyebabkan gabah hampa. Pada gabah yang sakit terdapat bercak-bercak kecil yang bulat.
Berdasarkan gambar 1.2 0rganisme pengganggu tanaman yang menyerang ketika beras hendak dipanen adalah burung. Menurut Rainiyati (2013) burung merupakan salah satu hama penting pada tanaman padi karena pada serangan berat dapat menyebakan kerugian yang cukup besar bahkan gagal panen, Burung menyerang tanaman padi yang sudah dalam fase matang susu sampai pemasakan biji (sebelum panen). Burung akan memakan langsung bulir padi yang sedang menguning sehingga menyebabkan biji menjadi hampa dan biji banyak yang hilang.
Berdasarkan gambar 1.3 kerusakan yang diakibatkan oleh Sithophylus oryzae L. dapat tinggi pada keadaan tertentu sehingga kualitas beras menurun. Biji-bijian hancur dan berdebu, dalam waktu yang cukup singkat serangan hama dapat mengakibatkan perkembangan jamur, sehingga produksi beras rusak total, bau apek yang tidak. enak dan tidak dapat dikonsumsi. Serangan kumbang bubuk terkadang juga diikuti oleh serangan ulat Corcyra cephalonica Stt. sehingga beras menjadi tambah hancur karena serangan hama bubuk dan kelembaban tinggi akan meninggikan temperature maka cendawan pun ikut menyerang hingga beras tambah rusak dan berbau busuk

  1. Organisme Penganggu Tanaman Jagung
Image result for Ostrina furnacalis Guen            Related image
Gambar 2.1 Larva O. Furnacalis                             Gambar 2.2 Penggerek Tongkol Jagung
Image result for S. zeamais
Gambar 2.1 S. zeamais

Berdasarkan gambar 2.1 Larva O. Furnacalis ini mempunyai karakteristik kerusakan pada setiap bagian tanaman jagung yaitu lubang kecil pada daun, lubang gorokan pada batang, bunga jantan atau pangkal tongkol, batang dan tassel yang mudah patah, tumpukan tassel yang rusak.  
Berdasarkan gambar 2.2 Imago betina akan meletakkan telur pada silk jagung dan sesaat setelah menetas, larva kan menginvasi masuk kedalam tongkol dann akan memakan biji yang sedang mengalami perkembangan. Infestasi serangga ini akan menurunkan kualitas dan kuantitas tongkol jagung.
Berdasarkan gambar 2.4 Hama bubuk jagung S. zeamais tergolong ke dalam kingdom Animalia, filum Arthropoda, kelas Insekta, ordo Coleoptera, subordo Polyphaga, family Curculionidae, subfamili Calandrinae, genus Sitophilus Syn: Calandra, spesies Sitophilus zeamais (Motschulsky) (Kalshoven dalam nonci dan muis, 2015) Sitophilus zeamais meletakkan telur pada biji jagung sebelum dipanen maupun di gudang penyimpanan. Beberapa hari kemudian, telur menetas menjadi larva dan makan bagian dalam biji jagung. Larva menyelesaikan siklus hidupnya di dalam biji sehingga biji akan rusak (Pabbagge et al dalam Nonci dan Muis, 2015)
  1. Organisme Penganggu Tanaman Pisang
Related image        Image result for (Nacoleila octasema.) 
Gambar 3.1 Ulat daun (Erienota thrax)                   Ulat bunga & buah (Nacoleila octasema.)
Image result for Colletotrichum sp
Gambar 3.3 Colletotrichum sp.

Berdasakan gambar 3.1 Ulat daun (Erienota thrax)   menyerang bagian  daun pada tanaman pisang. Gejala yang ditimbulkan adalah daun menggulung seperti selubung & sobek hingga tulang daun. Pengendalian dengan menggunakan insektisida yg cocok belum ada, dapat dicoba dengan insektisida Malathion.
Berdasarkan gambar 3.2 Ulat bunga & buah (Nacoleila octasema) Menyerang bagian bunga & buah. Gejalanya berupa pertumbuhan buah abnormal, kulit buah berkudis. Adanya ulat sedikitnya 70 ekor di tandan pisang. Pengendaliannya menggunakan  dengan menggunakan insektisida.
Berdasarkan gambar 3.3 pada penyimpanan, penyakit penting yang perlu mendapat perhatian adalah antraknos yang disebabkan oleh Colletotrichum sp. Antraknos menyebabkan penurunan kualitas buah pisang baik pada saat penyimpanan maupun dalam pengiriman buah jarak jauh. Intensitas kerusakan yang disebabkan oleh penyakit ini dapat mencapai 57%, sehingga dapat dikatakan memiliki kontribusi kehilangan hasil cukup tinggi.

PENUTUP
Organisme penganggu tanaman selalu ada pada setiap budidaya, pascapanen sampai kepada penyimpanan suatu komoditas. Setiap organisme pengganggu tanaman berakibat pada penurunan kualitas maupun kuantitas pada komoditas tersebut sehingga perlu adanya penangganan panen maupun pascapanen agar hasil yang didapatkan oleh seorang petani dapat optimal.


DAFTAR PUSTAKA
Rainiyati. 2013. Pengaruh Pemberian Kombinasi Pestisida Nabati Terhadap Hasil Tanaman Padi (Oryza Sativa L.) Varietas Inpara-3 Secara SRI. Agroekoteknologi, 2(4):169-174

Rimbing. 2015. Keanekaragaman Jenis Serangga Hama Pasca Panen Pada Beberapa Makanan Ternak Di Kabupaten Bolaang Mongondow S.C. Jurnal Zootek, 35(1): 164 - 177



Tidak ada komentar:

Posting Komentar